Mengenal Lebih Dekat Headquarter Badan Intelijen Negara
Kamis, 25 Juli 2013
0
komentar
Angker, rahasia, misterius, tertutup, klandestin,
dan bahkan kekerasan. Itulah kesan spontan yang sering muncul dari
mindset publik, ketika ditanyakan perihal dunia Intelijen. Terkadang
mindset awam ini masih diikuti oleh sinimisme terhadap profesi
Intelijen, seperti tercermin pada ungkapan "intel Melayu" atau "spion
Melayu". Tidak heran, pemikiran seperti itu masih berkembang di kalangan
masyarakat, karena karakter dunia Intelijen mengutamakan prinsip
kerahasiaan, anonimitas dan cara kerja klandestin. Memasuki era
keterbukaan, Intelijen ditantang untuk mengubah karakter "misterius"
yang melekat menjadi karakter yang lebih impresif "terbuka" dengan
publik.
Asosiasi publik ketika berbicara mengenai Intelijen, tentu tidak terlepas dari keberadaan institusi Badan Intelijen Negara (BIN). Hal tersebut ada pembenarannya, karena BIN merupakan satu-satunya institusi yang kedudukannya sebagai "State Intelligence".
Tulisan ini, setidaknya akan mencoba membuka
ruang "ketertutupan" institusi Intelijen, seperti BIN, melalui
perspektif "Human Interest". Pendekatan awal ini akan memudahkan untuk
mengenal lebih jauh tentang lingkungan Intelijen. Pada bagian awal, akan
didiskripsikan mengenai lingkungan kehidupan di "HEADQUARTER" BIN.
Secara internal, Kantor BIN dikenal dengan sebutan "Komplek Kasatrian Soekarno Hatta" , meski masyarakat di sekitar compound
lebih familiar dengan sebutan Komplek BAKIN. Memang kantor yang
terletak di Jalan Seno Raya, Pejaten Timur - Pasar Minggu, Jakarta
Selatan ini, dulunya merupakan Kantor BAKIN.
Kesan pertama ketika memasuki Komplek BIN,
terpateri bahwa masalah keamanan menjadi perhatian utama. Kantor ini
dikelilingi pagar besi yang membatasi jalan umum dengan jalan lingkungan
kantor. Dari Jalan Seno Raya yang sejajar dengan rel kereta api
lintasan Pasar Minggu-Kalibata, terlihat pagar tinggi yang ditutup oleh
rimbunnya pohon bambu, seolah menyembunyikan gedung-gedung perkantoran
BIN. Dari Jalan Seno Raya, juga terlihat menjulang keberadaan patung Soekarno-Hatta, tepat di depan gerbang utama masuk komplek perkantoran BIN.
Patung "Bapak Bangsa" ini dibangun saat BIN dipimpin oleh Jenderal (Purn) AM. Hendropriyono (2004) dan diresmikan oleh Presiden saat itu, Megawati Soekarnoputri.
Pembuatan patung tersebut bertujuan untuk mengenang jasa-jasa
Proklamator RI yang berhasil mempersatukan bangsa Indonesia. Keberadaan
patung Soekarno-Hatta di depan kantor, mempermudah dalam mengenal intelligence compound yang menjadi "Headquarter" BIN.
Lalu-lintas keluar masuk Komplek BIN hanya
melalui satu pintu gerbang, yaitu pintu gerbang sebelah selatan,
meskipun di sebelah utara juga terdapat pintu gerbang. Pintu gerbang
sebelah utara, yang berdampingan dengan Komplek Perumahan Kalbata Indah,
semata-mata hanya menjadi akses menuju Masjid Baitul Akbar dan kolam renang BIN, fasilitas yang diperuntukkan bagi masyarakat umum.
Pada akses utama terdapat Pos Penjagaan petugas keamanan internal, yang disebut "GARDA".
Setiap orang yang masuk ke lingkungan compound, kecuali pegawai, akan
diperiksa identitas dan barang bawaannya untuk didata dan ditinggal,
khususnya barang-barang yang memang terlarang sesuai ketentuan internal.
Bagi tamu dinas, parkir kendaraan disediakan di lahan yang terletak
sebelum Pos Garda. Untuk tamu VIP, kendaraan diperbolehkan mengantar
penumpangnya sampai ke Pos Penjagaan berikutnya, yang menjadi akses
menuju komplek perkantoran.
Tepat di sudut jalan masuk antara komplek
pemukiman anggota BIN dan komplek perkantoran yang dibatasi pagar besi
dengan kerimbunan pohon bambu, terdapat tulisan di papan besi permanen
yang bunyinya : "For Your Eyes Only". Pesan dari
tulisan tersebut, tentu dimaksudkan untuk semua yang berkepentingan
masuk ke Komplek BIN, utamanya keluarga besar BIN. Melalui tulisan
tersebut, warning disampaikan bahwa apa yang dilihat, hanya untuk
diri sendiri. Ajakan ini seolah menuntun keluarga besar BIN agar dapat
menjaga kerahasiaan dengan sekeras-kerasnya. Sebab, kerahasiaan adalah
salah satu premis yang menjadi nafas Intelijen.
Komplek BIN yang luasnya kurang lebih 26 hektar,
terbagi dalam 2 (dua) blok. Pertama, blok perumahan anggota seluas 17
hektar. Kedua, blok perkantoran dengan luas 9 hektar. Blok pemukiman
lokasinya "Letter U" di sisi-sisi blok perkantoran. Fasilitas pada blok pemukiman meliputi perumahan dan mess pegawai serta sarana olah raga.
BIN concern terhadap kebugaran
anggotanya. Tugas Intelijen tidak hanya menuntut kecerdasan semata,
tetapi juga kesiapan phisik yang prima. Itulah sebabnya, di komplek
pemukiman disediakan fasilitas olah raga, seperti lapangan bola,
lapangan tenis, lapangan volley, lapangan basket, jalan yang dapat
berfungsi sebagai jogging track, dan kolam renang. Bahkan tersedia
lapangan tembak yang sekaligus diperuntukan bagi pelatihan ketrampilan
menembak yang harus dimiliki setiap anggota BIN.
Fasilitas pendidikan pun disediakan, meski baru sebatas taman balita (play group) dan taman kanak-kanak. BIN juga menyediakan fasilitas kuliner berupa "PUJASERA",
yang siap melayani pegawai, tamu dan keluarga besar BIN. Untuk
perawatan kesehatan bagi keluarga besar BIN, tersedia Poliklinik dengan
proyeksi fasilitas rawat-inap terbatas. Pada bagian lain, sebagai bukti
BIN juga berinteraksi dengan masyarakat, tersedia fasilitas yang
diperuntukkan bagi masyarakat luas, yaitu Masjid Baitul Akbar dan kolam
renang. Dalam situasi tertentu, poliklinik BIN pun dapat melayani
masyarakat yang memerlukan pertolongan darurat.
Pada blok perkantoran, terdapat sejumlah gedung
bertingkat yang penataannya dengan mempertimbangkan konsep lingkungan.
Keasrian lingkungan menjadi ciri komplek BIN, termasuk pada blok
perkantoran. Kerindangan pepohonan, setiap saat menghadirkan semilirnya
angin. Kerindangan ini juga menghadirkan beberapa jenis burung, seperti
jalak dan tekukur. Keberadaan burung-burung tersebut dilindungi dan
bahkan dipelihara secara bebas. Beberapa jenis unggas yang dipelihara,
juga memberikan harmoni tersendiri, yang ikut menunjang kenyamanan
beraktivitas. Di blok perkantoran, juga ditemukan rusa jenis axis-axis.
Keberadaan rusa-rusa tersebut ditempatkan di kiri-kanan akses masuk
perkantoran, sehingga menambah hidupnya lingkungan perkantoran.
Memang, pada jam kerja normatif, suasana
perkantoran tidak hiruk-pikuk sebagaimana instansi pemerintah lainnya.
Hal ini dikarenakan BIN hanya melayani "Single Client", yaitu Presiden, bukan "Public Service".
Suasana lingkungan perkantoran yang asri dan nyaman ini memberikan
nilai tambah bagi ethos kerja dan elan pengabdian anggota BIN.
Pada konteks institusi, suasana lingkungan
perkantoran BIN sangat impresif membangun kewibawaan. Kewibawaan tidak
harus selalu diterjemahkan dengan imaji keangkeran atau bahkan
kekerasan. Kewibawaan juga mengandung nilai harmoni relasi antara
institusi dengan para pemangku kepentingan, termasuk masyarakat awam.
Keasrian dan kenyamanan lingkungan Kantor BIN, perlu dipromosikan untuk
merubah suasana kontras pada "image Intelijen" selama ini.
0 komentar:
Posting Komentar
MARI MEMBANGUN SEMANGAT BERSAMA
Terimakasih untuk meninggalkan Komentar :