KRONOLOGI PENEMBAKAN BRIPKA AHMAD MAULANA DAN AIPDA KUS HENDRATMAN

Posted by Unknown Minggu, 18 Agustus 2013 0 komentar
Apakah ini merupakan aksi teror
baru..??
memang banyak opini mengatakan
demikian,ini adalah bagian dari aksi
terorisme.jika dilihat dari sudut
pandang dimana selama ini kepolisian memang berperan aktif dalam
menumpas tindakan terorisme.namun
jika kita pilah-pilah lagi masih banyak
lagi opini-opini yang cukup masuk akal
dan perlu mendapat perhatian khusus.
opini tersebut salah satunya kesewenang-wenangan seorang polisi
dalam menjalankan tugas,penyalah
gunaan wewenang dan singkatnya
memanfaatkan jabatan,tugas dan
wewenang untuk kepentingan pribadi
dibanding kepentingan umum.ironisnya jabatan mereka yang
fungsinya untuk kepentingan umum
sebagai pelayanan dan melindungi
masyarakat namun malah sebaliknya
mereka banyak merugikan umum dan
mereka yang dilayani masyarakat,toh dimana letak fungsi mereka..
apakah anda saat membaca ini
sebagai seorang polisi..?
-sudahkah anda memberikan yang
terbaik dari fungsi dan tugas anda
kepada masyarakat..? -ataukah hati kecil anda sudah
mengakui kalau anda melaksanakan
tugas hanya untuk kepentingan
pribadi,keluarga dan golongan anda
saja,.?
-atau anda malah tersenyum puas dan mengejek saya sebagai seorang
masyarakat bodoh..?
-manusia tidak ada yang merasa
cukup,tapi anda seorang polisi harus
sudah mensyukuri keadaan anda yang
sekarang..karena susahnya anda dalam menghidupi keluarga ada lagi
yang lebih susah yaitu kami
masyarakat,jadi kami jangan anda
peras lagi uang kami yang hanya
sedikit.sesungguhnya anda selama ini
sudah meminum keringat kami yang akan menjadi darah busuk dan nanah
dalam perut anda.anda itu sudah
sangat berkecukupan dibanding kami..
jadi opini saya ini bukan tindakan
jaringan terorisme,melainkan dendam
seorangan atau masyarakat yang sudah sangat jenuh dengan
memperhatikan gerak gerik dan
kelakuan anda..jika tindakan terorisme
apakah tidak terlalu kecil ini mereka
lakukan melihat keberanian mereka
seperti pada kronologi dibawah.dengan keberanian yang
sebesar itu apa tidak mungkin mereka
melakukan tindakan yang lebih besar
dari itu kalau mereka bagian dari
jaringan teroris.
tidak semua polisi demikian,tapi imbasnyanya adalah kebencian
masyarakat kesemua.mungkin artikel
saya lebih memojokkan satuan lalu
lintas yang suka memeras dan
mencari-cari kesalahan dijalan,mulai
dari SIM,STNK,warna body yang dimodifikasi,pajak,spion,helm,jalur,knalpot,modifikasi,flat,jumlah
penumpang,sabuk
pengaman,lampu,dan banyak lagi
alasan yang dicari untuk menemukan
kesalahan masyarakat.lalu kalau anda
memang hanya karena tugas dan demi penegakan hukum saya
salutt..seharusnya anda setelah
menemukan kesalahan dan
menjelaskan pasal pelanggrannya
langsung berikan tilang tanpa tawar
menawar.tapi kebanyakan anda menjelaskan berlebihan dan berkesan
menakut nakuti.tujuan anda untuk
membodohi dan anda anggap semua
masyarakat bodoh.anda mengajari
sambil menakuti menunjukkan
ancaman pasal pelanggaran jika tidak dapat menunjukkan sim akan
dikenakan 250.000.,tidak dapat
menunjukkan STNK 2.500.000,.itu
ancaman on..itu pun aturan yang
dibuat,dan masyarakat sudah tau
kalaupun itu pelanggaran 2-3 pasal sekalipun.kalau anda seorang polisi
yang baik disamping aturan2 anda ada
KEBIJAKSANAAN yang dapat anda
ambil dari pertimbangan akal sehat
anda.bukan kebijaksanaan untuk
mengisi kantong anda.memang banyak masyarakat hanya diam dan
menuruti kemauan anda,kadang
sambil mereka tertawa seolah senang
dengan kebijaksanaan anda,tapi ingat
mereka pergi dengan hati penuh
dengan kebencian dan mereka sebenarnya menjeritt..tolong kepada
anda kepolisian anda adalah pelindung
masyarakat,penegakan hukum dan
disiplin di masyarakat maka lindungi
masyarakat atas hak,kebebasan dan
berdasarkan tugas anda bukan karena uang.tegak kan hukum setegak
mungkin,jangan anda gunakan dengan
memanfaatkan KELEMAHAN hukum
indonesia.apa lagi kalau tindakan
penyalahgunaan wewenang dan tugas
anda anda lakukan beramai-ramai dijalan bersama-sama dengan
bawahan anda,anda sudah
mengajarkan hal yang sudah sangat
menyimpang dan sesudahnya dengan
anda bawahan anda akan berani
melalukan sendiri..karena faktanya razia besar pun yang ada perwiranya
masih ada saja SOGOK / KATA DAMAI
yang hanya beberapa jam puluhan juta
uang rakyat kalian peras.kalau
memang kami salah kami akan terima
karena kami masyarakat lebih menyadari dan takut melakukan
kesalahan,siap ditilang,ditahan,diadili
dalam hukum,tapi tidak jika anda
memulai dengan menyebutkan
sejumlah uang..rakuss anda jangan
tunjukkan pada masyarakat agar CITRA polisi tidak jatuh dihadapan
masyarakat dan negara lain.begitu
juga dengan tahanan yang bisa keluar
dengan mudah bila punya uang dapat
dengan mudah TUTUPBERKAS.Polda
metro jaya pun melakukan tindakan seperti itu,tahanan bisa keluar dengan
sejumlah uang 20-30 jt juta,jumlah ini
bisa menutup satu berkas kasus
curanmor.Kepolisian Pengamanan
Pelabuhan KP3 Tanjung Priuk
menangkap bandar besar narkoba daerah rawa badak utara bernama
aknil dan seorang kurirnya bernama
wisnu,dalam beberapa hari mereka
bisa bebas kembali dengan membayar
sejumlah uang 20jt per orang dan
syarat TUKAR KEPALA artinya mereka bebas tapi harus ada yang masuk lagi
menggantikan mereka.nah dimana
citra kalian polisi..masyarakat takut
karena hukum dan jabatan anda.coba
lepas baju kekuasaan anda dan
letakkan senjata anda,mungkin sebagian masyarakat akan mengolok-
olok anda bagi siapa yang mengenali
anda dan pernah anda peras.kalau ada
voting tentang DAMAI DIJALAN
mungkin semua masyarakat yang
baru bisa bawa motor saja pasti sudah pernah anda mintai uang dijalan.jadi
kami bukan anda lindungi tapi kami
KORBAN anda. KRONOLOGI PENEMBAKAN
Copas by;KOMPAS.COM
Penembakan terhadap anggota
kepolisian kembali terjadi. Kali ini,
pelaku beraksi di Jalan Graha Bintaro,
Kelurahan Parigi Baru, Kecamatan Pondok Aren, Jumat (16/8/2013).
Peristiwa itu bermula ketika anggota
Binmas Pondok Kacang, Aipda Kus
Hendratma, hendak menuju Polsek
Pondok Aren untuk mengikuti apel
persiapan operasi cipta kondisi pada pukul 21.30.
Dalam perjalanannya, Kus, yang
mengendarai sepeda motor, dipepet
dua
orang yang mengendarai motor
Yamaha Mio berwarna hitam. Saat itu, Kus
ditembak pada bagian belakang
kepala.
Kus langsung terjatuh dan tewas di
tempat, dekat Masjid Bani Umar,
Pondok Aren. Saat itu, ternyata ada Tim Buser (Buru
Sergap) yang hendak melintas
menggunakan mobil Toyota Avanza.
Melihat kejadian itu, Tim Buser yang
berjumlah empat orang langsung
mengejar dan menabrak motor tersebut.
Namun, pengemudi mobil itu, anggota
Polsek Pondok Aren, Bripka Ahmad
Maulana, kehilangan kendali
kendaraan.
Mobil itu terguling hingga ke tanggul Jalan Graha Raya Bintaro. Mobil
berwarna hitam itu menghantam
pohon.
Tim Buser pun berusaha keluar dari
mobil yang terbalik. Namun, pelaku
kemudian menghampiri dan langsung menembak Maulana yang saat itu akan
keluar dari mobil.
Tiga orang dalam mobil berhasil
selamat
dan tidak mengalami luka parah.
Mereka juga sempat berusaha melumpuhkan pelaku. Baku tembak
pun
terjadi sekitar hampir 15 menit.
"Indikasi yang nodong itu satu orang
tangannya berdarah. Apakah karena
dia jatuh (dari motor) atau tertembak. Itu
belum tahu," ujar Wakapolri Komjen
Oegroseno di Polsek Pondok Aren,
Sabtu
(17/8/2013). Pelaku langsung
meninggalkan motor Mio di lokasi dan kabur dengan motor
milik satpam yang saat itu sedang
melintas. Satpam sempat ditodong
senjata oleh pelaku.
"Saksi dari masyarakat melihat pelaku
ada yang terluka dan ada yang memegang pistol," kata Kepala Divisi
Humas Polri Inspektur Jenderal Ronny
Franky Sompie saat dihubungi.
Sekitar pukul 22.30, kepolisian
melakukan olah tempat kejadian
perkara (TKP) dan memasang garis polisi. Warga pun langsung
mengerumuni lokasi kejadian yang
berada sekitar 100 meter dari Polsek
Pondok Aren.
Kedua korban, Aipda Kus Hendratma
dan Bripka Ahmad Maulana dilarikan ke
RS Premier Bintaro sebelum dibawa ke
RS Polri, Jakarta Timur, untuk diotopsi.
Polisi juga mengerahkan dua anjing
pelacak untuk mencari jejak pelaku.
Satu anjing pelacak bernama Scott menemukan bercak darah pada daun
yang diduga darah pelaku. Bercak itu
berada di dekat tembok setinggi
sekitar
2 meter.
Belum dapat dipastikan apakah pelaku sama dengan penembakan polisi di
Ciputat dan Cirendeu, Tangerang
Selatan,
yang terjadi beberapa waktu lalu.
Sampai saat ini, pelaku masih diburu
dengan fokus pencarian di Tangerang, Depok, hingga Bogor.
"Belum tertangkap pelakunya. Terjadi
baku tembak, tapi bisa melarikan diri
dengan motor satpam yang dirampas,"

0 komentar:

Posting Komentar

MARI MEMBANGUN SEMANGAT BERSAMA
Terimakasih untuk meninggalkan Komentar :

Total Tayangan Halaman